Dana Pensiun: Bagaimana Menyiapkannya Lewat Investasi?
Menikmati hari tua dengan bersantai dan berlibur bersama dengan pasangan tentu menjadi dambaan setiap orang. Siapa yang mau bekerja seumur hidupnya? Namun hal tersebut juga memerlukan persiapan dan usaha yang besar. Salah satunya dengan menyiapkan dana pensiun. Jika Anda seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil), Anda dapat bernapas lega karena Anda dijamin kelangsungan hidup hingga dana pensiun dari pemerintah. Namun demikian, bagaimana jika Anda bekerja dalam sektor swasta? Kebutuhan masyarakat akan dana pensiun sendiri telah menjadi keharusan. Sekarang ini, dana pensiun tidak hanya bisa dinikmati oleh pegawai negeri sipil saja. Bagi Anda yang bekerja swasta kini juga turut bisa menikmati. Sesuai UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, karyawan swasta juga berhak dapat dana pensiun. Dana ini biasanya akan difasilitasi oleh perusahaan tempat bekerja. Tiap karyawan akan diikutsertakan dalam program DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).
Adapun setiap bulannya, sebagian gaji karyawan suatu perusahaan swasta akan dialokasikan untuk iuran program tersebut. Anda dapat mengeceknya dalam slip gaji dan tertera potongan untuk dana pensiun di luar BPJS Ketenagakerjaan. Dengan demikian, Anda telah diikut sertakan dalam program DPLK. DPLK sendiri adalah dana pensiun yang diadakan oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa bagi masyarakat umum, baik karyawan maupun wira swasta. Beberapa contohnya, adalah BNI dengan Simponi, BRI, Bank Mandiri. Sementara itu dari perusahaan asuransi, antara lain AXA, Jiwasraya, AIG Lippo, dan AIA Indonesia.
Sebelumnya, coba cek terlebih dahulu hasil dana dari dua program dana pensiun tersebut, baik JHT BPJS maupun DPLK dari instansi Anda. Apabila setelah dicermati belum sesuai, sudah saatnya Anda bertindak sendiri mengupayakannya. Proaktif lah dalam mengecek Progress produk DPLK Anda. Hitunglah sesuai dengan asumsi awal. Apabila kurang sesuai, Anda dapat mengubah porsi investasi Anda, misalnya 70% obligasi-deposito dan 30% reksadana saham bisa diubah menjadi sebaliknya. Jika Anda sudah mengetahui perkembangan DLPK, Anda bisa memprediksi kapan Anda akan pensiun. Bisa jadi Anda memutuskan untuk pensiun lebih awal atau pensiun dini. Bisa jadi dengan pensiun dini uang yang Anda terima lebih banyak.
Untuk mengawasi Progress dana DLPK Anda dapat melakukannya dengan mudah. Terlebih lagi, zaman sekarang serba praktis dengan keberadaan internet. Mulai dari membuka rekening, bayar iuran, tarik dana, sampai informasi saldo dapat Anda akses melalui komputer atau telepon pintar Anda. Anda tidak melulu harus bolak-balik kantor cabang DLPK. Selain investasi, Anda juga perlu mempertimbangkan asuransi untuk proteksi investasi Anda, terutama asuransi untuk melindung setoran bulanan Anda. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menanyakan kepada masing-masing penyedia produk investasi yang Anda miliki. Namun demikian, apakah program dana pensiun tersebut dirasa sudah optimal nantinya menyejahterakan hidup Anda? Selain itu, apakah dana yang akan diperoleh nantinya sudah sesuai dengan kebutuhan Anda di hari tua nanti? Jika Anda belum merasa cukup, berarti Anda perlu mengusahakan sendiri menyiapkan dana pensiun tambahan agar sesuai dengan ekspektasi Anda. Anda perlu proaktif mencari cara agar Anda dapat mencapai dana pensiun di usia tua nanti, minimal pada saat Anda masih di masa usia produktif. Umur manusia siapa yang tahu, tapi Anda juga perlu memikirkan jika kelak Anda berumur panjang. Pastilah dana pensiun nantinya perlu lebih besar.
Anda dapat bernegosiasi dengan bos Anda untuk menaikkan dana pensiun Anda, mungkin bisa jadi hal yang baik dan menyenangkan. Akan tetapi, jika tidak berhasil, sebaiknya Anda tidak perlu memaksakan diri. Bisa jadi perusahaan memiliki pertimbangan sendiri dengan tidak melakukan pengeluaran lagi. Melihat hal itu sudah sepatutnya Anda mulai melakukan Investasi untuk dana pensiun nanti, beberapa pertimbangan ini dapat Anda lakukan sebelum berinvestasi untuk dana pensiun Anda
1. Mulai Dari Sekarang
Lakukan Investasi Dana Pensiun Anda Sejak Dini via teropongbisnis.com
“Mulai dari sekarang” adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan investasi, apa pun itu. Hal ini karena kita tidak tahu masa depan akan seperti apa. Sehingga, Anda harus mulai dari sekarang juga untuk mempersiapkannya. Semakin awal Anda mempersiapkannya, semakin awal pula Anda menuai hasil dan semakin maksimal pula hasil investasi Anda.
Jangan menunggu sudah mapan baru berinvestasi, tetapi berinvestasi lah agar menjadi mapan. Untuk itu, lakukan investasi sedini mungkin. Jika Anda sudah berumur, lakukanlah sekarang. Namun, Anda juga perlu untuk menentukan niat dan tujuan Anda dalam berinvestasi. Ada baiknya investasi dilakukan dalam jangka panjang dengan tujuan agar Anda dapat bebas finansial ketika sudah lanjut usia. Pada dasarnya, Anda pasti tidak ingin membebani anak-anak Anda kelak saat Anda sudah tua renta nanti dan sudah tidak mampu untuk bekerja. Bisa jadi hasil yang Anda tuai nanti bisa membuat Anda jalan-jalan ke luar negeri, liburan, atau naik haji.
2. Kemampuan Finansial
Kemampuan Finansial via wp.sbcounty.gov
Untuk dana pensiun, awalnya Anda bisa saja berinvestasi mulai dari Rp50.000 Namun demikian, Anda juga perlu tahu besaran setoran untuk mencapai target usia pensiun Anda. Dengan mengetahuinya, Anda bisa tahu berapa besaran tiap bulan dan kapan perlu mengambilnya. Jadi ketahui kemampuan finansial Anda.
Selain setoran rutin, Anda juga perlu tahu biaya-biaya apa saja yang terdapat di investasi yang Anda pilih. Coba bandingkan biaya yang Anda tanggung dengan hasil yang nantinya akan diperoleh. Ada harga ada kualitas. Mungkin saya instrumen investasi Anda mematok harga yang tinggi. Namun bisa jadi hal itu sebanding dengan hasil yang nantinya akan Anda terima.
3. Inflasi
Dampak Inflasi via yaf.org
Jika Anda mengabaikan inflasi dalam memilih sarana investasi jangka panjang, bisa jadi investasi Anda mengecil daya belinya. Menurut laporan dari Bank Indonesia, pada Agustus 2013, Indonesia mengalami inflasi sebesar 8.79% dan pada Juli 2013 8.61%. Artinya, jika Anda menanamkan uang di Bank BUMN Deposito yang memberikan bunga 5.46% untuk 1 tahun, atau bahkan di Bank Swasta non-devisa (yang terkenal dengan reputasi suku bunga yang tinggi) 7.21% untuk 1 tahun, sebenarnya Anda sedang kehilangan uang.
Bagi mayoritas orang, investasi saham atau reksadana saham adalah salah satu cara untuk bersaing dengan inflasi. Anda perlu memerhatikan bahwa nilai saham bisa naik dan turun kapan saja. Hal itu karena saham investasi yang paling berisiko. Namun, saham memberikan potensi keuntungan yang paling besar dan telah secara konsisten melampaui inflasi sejak tahun 1940
4. Diversifikasi
Saatnya Diversifikasi via smart-money.co
Diversifikasi artinya menempatkan modal usaha Anda ke beberapa bentuk aset, misalnya Anda berinvestasi di logam emas, saham, properti dan surat utang. Diversifikasi seringkali dibahas ketika membahas instrumen investasi, hal ini diperlukan untuk mengatur resiko dan memastikan saat salah satu aset mengalami kerugian, akan ada aset-aset lain yang mengalami keuntungan. Oleh sebab itu, beban yang dirasakan berkurang. Anda pun mampu melanjutkan investasi pada waktu aset tersebut dapat memberikan hasil yang lebih baik.
5. Pilihlah Investasi yang Tepat
Pilih Investasi Yang Tepat via epsilonknowledge.com
Ada berbagai jenis investasi yang tersedia di pasar saham. Pilihlah investasi dengan resiko yang sesuai dengan selera dan kesanggupan Anda. Di antara saham, obligasi, dan deposito, tersedia pilihan dengan kisaran resiko yang berbeda.
Jika diurutkan, investasi dengan resiko dan imbalan tertinggi dimulai dari saham, reksa dana, obligasi, dan terakhir deposito. Untuk berinvestasi saham, kuatkan mental Anda dan pelajari lebih mendalam tentang seluk beluk berinvestasi saham secara komprehensif untuk mengetahui risikonya
6. Sedikit Demi Sedikit
Dikumpulkan Sedikit Demi Sedikit via wordpress.com
Mulailah berinvestasi dengan modal sedikit demi sedikit. Hal tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa percaya diri Anda. Pilihlah investasi yang sudah terjamin dan memiliki performa yang baik selama lima hingga sepuluh tahun terakhir. Anda dapat membeli dalam jumlah sedikit. Namun, lakukan secara konsisten. Jika Anda perlu bantuan dalam memilih investasi yang baik, Anda bisa konsultasi lebih lanjut kepada broker Anda. Untuk referensi, bacalah lebih banyak buku yang bisa Anda dapatkan di toko buku. Anda pun bisa berselancar di media internet, untuk melihat lebih jauh tentang investasi dari artikel-artikel yang ada.
Wajar dalam Memonitor
Terlalu sering memonitor perkembangan investasi, bisa jadi justru membuat Anda khawatir dan takut untuk membuat keputusan. Pada dasarnya, tujuan utama berinvestasi adalah untuk membangun kekayaan dalam jangka waktu yang panjang. Apa yang terjadi dengan performa investasi Anda sehari-harinya adalah hal yang kurang relevan.
Sebagai gantinya, Anda dapat memantau perkembangan investasi Anda setiap bulan. Namun demikian, Anda juga perlu mengingat selama apa investasi Anda. Tentunya, Anda juga ingin menikmati hasil investasi Anda bukan? Oleh karena itu, buatlah batasan, apakah investasi itu untuk sepuluh tahun yang akan datang ataukah ketika Anda sudah memasuki memasuki masa pensiun. Pertanyaannya, produk investasi apa yang sering digunakan untuk menyiapkkan dana pensiun? Ada banyak, bisa berupa produk deposito, lalu tabungan pensiun, dan lainnya. Tinggal Anda memilih mana produk terbaik yang menawarkan layanan sesuai yang dibutuhkan.
Komentar
Posting Komentar